Total Tayangan Halaman

Internet membuat anak remaja jadi penipu


Remaja semakin sering menipu orang tua mereka tentang situs apa yang mereka akses dan apa yang mereka lakukan secara online, teknologi keamanan perusahaan McAfee mengatakan pada Senin, dalam survei terbaru tentang generasi muda dan Internet.

Dalam sebuah pernyataan, McAfee mengatakan hampir setengah dari orang tua di Amerika Serikat yang disurvei berpikir remaja mereka mengatakan semua hal yang dilakukan secara online kepada mereka, dan bahwa mereka merasa di kontrol ketika memantau tindakan online anak-anak mereka.

"Namun, studi tersebut menunjukkan bahwa remaja yang membohongi orang tua mereka meningkat, karena lebih dari 70 persen remaja telah menemukan cara untuk menghindari pengawasan orang tua," katanya.

Dibandingkan dengan 2010 ketika 45 persen remaja mengatakan mereka telah menyembunyikan perilaku online mereka dari orang tua, kata McAfee, yang dikendalikan orangtua melalui program perangkat lunak anti-virus yang digunakan di rumah.

Membersihkan sejarah mesin pencari internet, menutup atau meminimalkan mesin pencari ketika orangtua masuk ke ruangan itu, adalah cara paling populer untuk membodohi ibu dan ayah, kata McAfee.

Lainnya termasuk menyembunyikan atau menghapus pesan singkat atau video, berbohong atau menghilangkan rincian tentang aktivitas online, menggunakan komputer yang tidak diperiksa orang tua, dan menggunakan perangkat telepon genggam seperti smartphone.

"Mereka adalah generasi yang begitu nyaman dengan teknologi yang melebihi orang tua mereka dalam memahami dan menempatkan perilaku yang menyebabkan keselamatan mereka terancam," kata ahli keamanan online McAfee, Stanley Holditch, dalam pernyataan itu.

McAfee melakukan survei online untuk mewawancarai 1.004 remaja berusia 13 sampai 17, dan 1.013 orang tua dari remaja di Amerika Serikat antara 4 Mei dan 29 Mei. Margin kesalahan keseluruhan adalah 2,2 persen.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 43 persen remaja telah mengakses simulasi kekerasan online, 36 persen topik seksual online, dan 32 persen konten telanjang atau pornografi online, "tanpa menyadari bahaya online yang mengintai."

Survei itu juga menemukan bahwa 15 persen remaja telah membajak akun jaringan sosial, 16 persen mengakui mencari jawaban ujian sekolah melalui smartphone mereka, dan 20 persen mengakhiri persahabatan karena akun jaringan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar