In Library :
1. You aren't supposed to noisy in library
2. You are supposed to read book in library
3. You are allowed to borrow book in library
4. You aren't allowed to bring food to library
In Tram :
1. You are expected to give your sit to expectant mother
2. You aren't to sit on folding chair
3. You are allowed to talk with your friends
4. you aren't allowed to bring your pet
In Museum :
1. You are supposed to learn history in museum
2. You aren't supposed to touch fossil
3. You are allowed to take a picture of fossil
4. You aren't allowed to wreck fossil
In Restaurant :
1. You are allowed to ask menu to waitress
2. You aren't allowed to smoke in restaurant
3. You are supposed to eat in restaurant
4. You aren't supposed to leave without pay the bill
In Classroom :
1. You are supposed to bring note to class
2. You aren't supposed to play your phone when lecture is teaching
3. You are allowed to ask your lecture if you still not understand
4. You aren't allowed to ask your friends during exam
Watch and Learn
Total Tayangan Halaman
Tugas softskill 2
I. In the following sentences supply the articles (a, an or the) if they are necessary. If no article is necessary, write Ø.
1. Jason’s father bought him a bicycle that he had wanted for his birthday.
2. A Statue of Liberty was a gift of friendship from a France to the United States.
3. Rita is studying an English and Ø math this semester.
4. The judged asked a witness to tell the truth.
5. Please give me a cup of Ø coffee with Ø cream and Ø sugar.
6. A big books on the table are for my history class.
7. When you go to the store, please buy a bottle of Ø chocolate milk and Ø dozen oranges.
8. There are only a seats left for Ø tonight’s musical at Ø University.
9. John and Mercy went to Ø school yesterday and then studied in the library before returning home.
10. What did you eat for Ø breakfast this morning?
II. Fill in the blanks with the appropriate form of other.
1. This pen isn’t working. Please give me another
2. If you’re still thirsty, I’ll make another pot of coffee.
3. This dictionary has a page missing. Please give me another
4. He doesn’t need those books. He needs the others
5. There are thirty people in the room. Twenty are from Latin America and the others are from others countries.
6. Six people are in the store. Two were buying meat. Others was looking at magazines. Others was eating a candy bar.The others were walking around looking for more food.
7. This glass of milk is sour. Another glass of milk is sour too.
8. The army was practicing its drills. One group was doing artillery practice. Another was marching; another was at attention; and the other was practicing combat tactics.
9. There are seven students from Japan. Others are from Iran, and the others are from others places.
10. We looked at cars today. The first two we far too expensive, but the other ones were reasonably priced.
1. Jason’s father bought him a bicycle that he had wanted for his birthday.
2. A Statue of Liberty was a gift of friendship from a France to the United States.
3. Rita is studying an English and Ø math this semester.
4. The judged asked a witness to tell the truth.
5. Please give me a cup of Ø coffee with Ø cream and Ø sugar.
6. A big books on the table are for my history class.
7. When you go to the store, please buy a bottle of Ø chocolate milk and Ø dozen oranges.
8. There are only a seats left for Ø tonight’s musical at Ø University.
9. John and Mercy went to Ø school yesterday and then studied in the library before returning home.
10. What did you eat for Ø breakfast this morning?
II. Fill in the blanks with the appropriate form of other.
1. This pen isn’t working. Please give me another
2. If you’re still thirsty, I’ll make another pot of coffee.
3. This dictionary has a page missing. Please give me another
4. He doesn’t need those books. He needs the others
5. There are thirty people in the room. Twenty are from Latin America and the others are from others countries.
6. Six people are in the store. Two were buying meat. Others was looking at magazines. Others was eating a candy bar.The others were walking around looking for more food.
7. This glass of milk is sour. Another glass of milk is sour too.
8. The army was practicing its drills. One group was doing artillery practice. Another was marching; another was at attention; and the other was practicing combat tactics.
9. There are seven students from Japan. Others are from Iran, and the others are from others places.
10. We looked at cars today. The first two we far too expensive, but the other ones were reasonably priced.
Lingkungan Basis Data
Basis data merupakan sumber informasi yang dapat dipakai
bersama. Setiap pemakai membutuhkan pandangan yang berbeda terhadap data yang
disimpan di dalam basis data. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terdapat
arsitektur komersial DBMS yang didasarkan pada perluasan arsitektur yang
disebut sebagai arsitektur ANSI-SPARC. Basis data adalah tempat kumpulan data.
Menurut C.J. Date (1990), terdapat tujuh keuntungan dengan menggunakan
pendekatan basis data, yaitu
Redundansi dapat dikurangkan (redundancy can be reduced).
Ketidakkonsistenan dapat dihindari (inconsistency can be
avoided (to some extent)).
Data dapat dibagikan (the data can be shared).
Standar-standar dapat diselenggarakan (standards can be
enforced).
Pembatasan keamanan dapat diterapkan (security restrictions
can be applied).
Integritas dapat dipertahankan (integrity can be
maintained).
Keperluan yang bertentangan dapat diseimbangkan (conflicting
requirements can be balanced).
Basis data memiliki arsitektur
Arsitektur:
Struktur, artinya komponen-komponen apa yang ada dalam suatu
sistem dan fungsi masing-masing komponen tersebut, serta bagaimana inter-relasi
dan interaksi antar komponen dalam sistem tersebut.
Secara garis besar, basis data memiliki susunan atau
arsitektur sebagai berikut:
– DBMS (Data
Base Management System): bagian dari perangkat lunak yang bertanggungjawab
dalam create, read, update, delete record atau mengelola basis data
– DDL (Data
Definition Language): yang dipakai oleh DBMS untuk secara fisik menetapkan
jenis record, field dan struktur hubungannya
– DML (Data
Manipulation Language): dipakai untuk membuat, membaca dan meng-update record
dalam basis data, dan melakukan navigasi antara record-record yang berbeda
– Metadata: the
data about the data –such as record and field definitions, synonyms, data
relationships, validation rules, help messages, and so forth
Data Independence
Kemampuan untuk melakukan modifikasi suatu definisi
skema pada suatu level tanpa memberikan
efek pada skema yang lebih tinggi
dikatakan sebagai data independence (ketidaktergantungan data).
Dua level dari data independence
Physical data independence adalah kemampuan untuk melakukan
modifikasi pada level fisik, dengan
tujuan untuk meningkatkan performa
Logical data independence adalah kemampuan untuk melakukan
modifikasi dari skema konsep tanpa menyebabkan perubahan pada program aplikasi
Perlunya Prinsip Data Independence
Database administrator dapat merubah isi, lokasi dan
organisasi database tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada
Vendor hardware & software pengelolaan data bisa
memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program-program aplikasi
yang sudah ada
Untuk memudahkan perkembangan program aplikasi
Memberikan fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi
security dan integritas data, dengan memperhatikan perubahan-perubahan
kebutuhan user
2.3 konsep DBMS Konsep
DBMS Arsitektur data menjadi sebuah
sumber bisnis pada sebuah lingkungan basis data. Sistem informasi dibangun
disekitar sumber ini untuk membuat programmer komputer atau pengguna akhir
dapat mengakses data secara fleksibel. Arsitektur data bisnis mendefinisikan
bagaimana bisnis tersebut akan berkembang dan menggunakan file maupun database
untuk menyimpan semua data dalam organisasi, teknologi file dan database untuk
digunakan, dan setup struktur administrasi untuk mengelola sumber data.
Database arsitektur mengacu pada teknologi database yang
menckup database engine, database utility, alat CASE database untuk analisa dan
desain, dan alat pengembangan aplikasi database.
Arsitektur Basis Data dibangun menggunakan format paket
bahasa yaitu DDL, dan DML.– DDL (Data Definition Language), yang merupakan satu
paket bahasa DBMS yang berguna untuk melakukan spesifikasi terhadap skema basis
data. Contoh perintah
DDL misalnya, Create Table, Create Index, Alter table, drop
view, Drop index. – DML (Data Manipulation Language), yang merupakan satu paket
DBMS yang memperbolehkan pemakai untuk mengakses atau memanipulasi data
sebagaimana yang telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data yang tepat.
Dengan DML kita akan dapat :
o Mengambil informasi yang tersimpan dalam basis data.
o Menyisipkan informasi baru dalam basis data.
o Menghapus informasi dari tabel.
Tipe File
Tipe-tipe file yang digunakan dalam DBMS dibedakan menjadi :
• File Induk (master File)
– file induk acuan (reference master file) : file induk yang
recordnya relatif statis,
jarang berubah nilainya. Misalnya file daftar gaji, file
mata pelajaran.
– file induk dinamik (dynamic master file): file induk yang
nilai dari record-recordnya
sering berubah atau sering dimutakhirkan (update) sebagai
hasil dari suatu
transaksi. Misalnya file induk data barang, yang setiap saat
harus di up-date bila
terjadi transaksi.
• File Transaksi (transaction file)
File ini bisa disebut file input; digunakan untuk merekam
data hasil dari
transaksi yang terjadi. Misalnya file penjualan yang berisi
data hasil transaksi
penjualan.
• File Laporan (Report file)
File ini bisa disebut output file, yaitu file yang berisi
informasi yang akan
ditampilkan.
• File Sejarah (history file)
File ini bisa disebut file arsip (archival file), merupakan
file yang berisi data
masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan
sebagai arsip.
• File Pelindung (backup file)
File ini merupakan salinan dari file-file yang masih aktif
di dalam database pada
suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai pelindung
atau cadangan bila
file database yang aktif mengalami kerusakan atau hilang.
Pengertian Analisa dan Analis System
Suatu sistem akan dirancang oleh satu orang atau sekelompok
orang yang membentuk tim. Orang yang merancang sistem ini disebut SISTEM
ANALIS.
Ada yang mendefinisikan sistem analis sebagai:
Seorang yg menggunakan pengetahuan aplikasi komputer yg
dimilikinya untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, dibawah petunjuk manajer
sistem
Seorang yg bertanggung jawab menterjemahkan kebutuhan
kebutuhan sipemakai sistem (user) kedalam spesifikasi teknik yg diperlukan oleh
programmer dan diawasi oleh manajemen.
FUNGSI SISTEM ANALIS
:
Mengidentifikasikan
masalah - masalah dari pemakai / user
Menyatakan
secara spesifik sasaran yg harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan user
Memilih
alternatif - alternatif metode pemecahan masalah
Merencanakan
dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dgn permintaan user
TUGAS -TUGAS
UMUM DARI SISTEM ANALIS :
Mengumpulkan
& menganalisis formulir, dokumen , file yg berkaitan dgn sistem yg
berjalan.
Menyusun dan
menyajikan laporan perbaikan (rekomendasi ) dari sistem yg berjalan kepada
user.
Merancang
suatu sistem perbaikan dan mengidentifikasikan aplikasi -aplikasi untuk
penerapannya pada komputer.
Menganalisis
& menyusun biaya-biaya & keuntungan dari sistem yg baru
Mengawasi
semua kegiatan dalam penerapan sistem yg baru.
TUGAS -TUGAS TEKNIK DARI SISTEM ANALIS :
Menyiapkan gambaran kerja dalam menerapkan sistem baru.
Menyusun prosedur-prosedur untuk pengawasan.
Menyusun data flow diagram (DFD), Structured Analysis and
Design Technique (SADT), dan sistem flowchart untuk merancang sistem baru
secara detail.
Merancang pola pengawasan terhadap data yg bersifat sangat
penting
Menyusun file-file utk digunakan dalam komputer, agar sistem
baru dapat berjalan efektif.
Merancang bentuk input/output agar mudah dibaca oleh user
Menyusun dokumentasi tentang pekerjaan yg dilakukan oleh
sistem analis dlm merancang sistem yg baru.
Analisis Sistem dapat
didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatannyang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Atau secara lebih mudahnya, analisis
sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem yang baru atau diperbarui. Tahap analisis sistem ini merupakan
tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap
ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya
TEKNOLOGI KOMPUTER, TINJAUAN SEKILAS
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi
dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering
digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak
hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis.
Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat
dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu
organisasi bisnis. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar
sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan dari
sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya
perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi
laporan keuangan.
Siklus-siklus
Pemrosesan Transaksi
Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang
berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan, yaitu :
1. Siklus
pendapatan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan
jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang
berkaitan.
2. Siklus
pengeluaran. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa
dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
3. Siklus
produksi. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi
barang dan jasa.
4. Siklus
keuangan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peroleh dan manajemen
dana-dana modal, termasuk kas.
Bentuk-Bentuk Masukan
Akuntansi dan
Teknologi Informasi
Akuntansi saat ini erat kaitannya dengan Teknologi
Informasi, karena hampir semua kegiatan akuntansi saat ini sudah memanfaatkan
Teknologi Informasi. Alasan menggunakan teknologi Informasi adalah untuk
menghemat waktu, efisiensi, mengurangi biaya, efektifitas, dsb. Beberapa
organisasi bahkan menggunakan teknologi informasi untuk mengamankan asetnya.
Jika kita gunakan
ilustrasi piramida organisasi, tugas akuntansi akan berada pada level paling
bawah yaitu level operasional dan transaksional. Level ini punya ciri khas
yaitu teknis, repetitive, prosedural, standar dan juga dapat membuat bosan.
Contohnya, akuntansi yang menangani transaksi pembelian, penjualan, pengiriman
barang, pembayaran transaksi, penerimaan hasil penjualan, penyusunan laporan.
Ciri khas ini yang menjadi alasan utama mengapa teknologi informasi sangat
berkaitan erat dengan akuntansi. Bahkan, kisah hubungan ini telah terjadi
jauh-jauh hari pada saat komputer masih berbadan besar dan boros tenaga (mainframe).
Akuntan dan Pengembangan
Perkembangan sistem informasi sangat berpengaruh pada
akuntan atau pelaku akuntansi, yang sebelumnya mereka terbiasa dengan mencatat
buku besar di kertas(buku), saat ini mereka dituntut untuk dapat mencatat,
mengolah data dan menyimpannya dalam computer. Namun pada dasarnya, hal
demikian tidak memerlukan waktu yang banyak untuk akuntan menguasainya.
Teknik akuntansi merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis, merancang dan mendokumentasikan system yang berkaitan. Akuntan
juga bisa membuat system akuntansi baik untuk kebutuhan perusahaan ataupun
untuk akuntan sendiri selaku konsultan. Tekniknya pun semakin berkembang,
berbagai sistem informasi akuntasi yang menggunakan komputer semakin kompleks
dan dapat menjangkau suatu organisasi yang besar. Bahkan menjadi suatu
keharusan sistem akuntansi di terapkan pada sistem komputer yang terintegrasi
agar proses pada transaksi berjalan benar dan tidak keliru.
Introduce
My name is alexander Fernandi and you may call me anan , , I was born in Jakarta in 1993 , , I'm 21 know . I went to college for 3 years in Gunadarma and majored in accounting , , I'm friendly person , I have a sister named silviona anjani , he was 13 years , my extended family mostly come from Jogjakarta and a small portion is located in Jakarta , , , I very fond of my family , especially my sister , my sister is now at don bosco school , I and my sister loved sports , especially football , in addition to sports , I also like to watch the movies and read the comics , , although I was studying accounting , but I have yet to understand the true meaning of accounting , my parents had a different job , my father worked as an entrepreneur , while my mother worked as a teacher at the global , although I do not really understand the accounting , , I always try to understand even in a difficult situation I always try to remain calm , , , I wanted to finish college in Gunadarma for 4 years , after that I want to continue the level of S2 in United states,, i hope that,,,
Metode Ilmiah
Metode Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisisa. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Tujuan Metode Ilmiah
A. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
B. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
C. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
D. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
· Merumuskan masalah.
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
· Merumuskan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
· Mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
· Menguji hipotesis.
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
· Merumuskan kesimpulan.
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Tujuan Karya Ilmiah
· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
· Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
· Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
· Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
· Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3) Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4) Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5) Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6) Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7) Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisisa. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Tujuan Metode Ilmiah
A. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
B. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
C. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
D. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
· Merumuskan masalah.
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
· Merumuskan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
· Mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
· Menguji hipotesis.
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
· Merumuskan kesimpulan.
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Tujuan Karya Ilmiah
· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
· Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
· Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
· Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
· Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3) Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4) Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5) Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6) Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7) Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Langganan:
Postingan (Atom)